Pidato Mendikbud Pada Upacara Gerakan Nasional Revolusi Mental
Rohmadi, ( SABAGI ) Salam berbagi, Pendidikan di Indonesia haruslah tetap menuju perubahan yang lebih baik.
Pertama, mari kita haturkan syukur ke hadirat ilahi atas kesempatan dan kekuatan mental kita untuk terus mengubah negeri ini menjadi lebih baik.
Sesungguhnya, Indonesia merdeka dengan semangat yang nyata yaitu melindungi segenap warga, menggelar kesejahteraan, mencerdaskan anak bangsa, serta berkontribusi terhadap perdamaian dunia.
Kementerian kita memegang peran penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itulah kita harus memastikan bahwa kita menyelenggarakan pendidikan secara berkualitas dan terus memajukan kebudayaan.
Kedua, saya ingin kita semua mendalami esensi gerakan revolusi mental. Revolusi mental, sejatinya, adalah penegasan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Intinya adalah ajakan untuk berani melakukan perubahan, mulai dari cara pikir, bertindak, sampai gaya hidup agar selaras dengan nilai kejuangan dan berorientasi kemajuan.
Perkenankan saya mengutip pernyataan Bung Karno yang sangat relevan dengan gerakan revolusi mental: “Ia adalah satu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala.”
Kuncinya: orientasi menuju manusia baru yang berkomitmen moral, berintegritas, kompeten, dan semangat bekerja keras.
Bapak dan Ibu, Hadirin sekalian,
Kementerian kita punya tanggung jawab yang lebih dalam memastikan revolusi mental bisa dijalankan segala elemen bangsa. Ada tiga poin penting dalam Tujuh Butir Program Nasional Gerakan Revolusi Mental Menuju Indonesia Baru yang terkait langsung dengan kita: butir ke-3). Indonesia adalah teladan dalam hal toleransi dan pembauran, karena perbedaan adalah kekayaan bangsa, butir ke-4). Indonesia harus bisa menggenggam dunia, pendidikan yang baik menjadi kuncinya. Dan itu harus menjadi tanggung jawab bersama. Butir ke-7). Indonesia adalah bangsa yang membanggakan dan penuh prestasi, bukan bangsa rendah diri.
Dunia pendidikan adalah milik kita semua. Tentu pemerintah terus dan makin mendorong aktif upaya peningkatan mutu dan pelayanan melalui berbagai program, sehingga bisa mewujudkan tujuan mulia pendidikan sebagaimana tertuang dalam undang-undang. Namun, masyarakat, pengusaha, profesional, pegiat pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya perlu juga terlibat aktif dalam isu-isu pendidikan.
Hadirin yang saya muliakan,
Saya ingin menegaskan, berbicara revolusi mental adalah juga soal perubahan cara pandang: kekayaan terbesar bukan kekayaan alamnya, melainkan manusianya. Memerhatikan kualitas manusia berarti memperkuat pendidikan.
Pemerintah Presiden Jokowi menggariskan 7 (tujuh) ikhtiar revolusi mental bidang pendidikan:
1) mengubah paradigma pendidikan “berdaya saing” menjadi pendidikan “mandiri dan berkepribadian”;
2) merancang kurikulum berbasis karakter dari kearifan lokal serta vokasi yang beragam berdasarkan kebutuhan geografis daerah dan bakat anak;
3) menciptakan proses belajar yang menumbuhkan kemauan belajar dari dalam diri anak;
4) Memberi kepercayaan penuh pada guru untuk mengelola suasana dan proses belajar pada anak;
5) memberdayakan orangtua untuk terlibat pada proses tumbuh kembang anak;
6) membantu kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang melayani warga sekolah; dan
7) menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan diimbangi pendampingan dan pengawasan
Hadirin sekalian,
Yang tak kalah pentingnya adalah revolusi mental di bidang kebudayaan. Yang perlu dilakukan oleh Pemerintah adalah memberikan iklim yang sehat untuk tumbuh kembangnya kreasi kesenian dan kebudayaan. Melalui iklim yang sehat, pelaku kebudayaan bergairah untuk menghasilkan karya-karya terbaiknya.
Lalu kita dorong para pelaku kebudayaan untuk bahu-membahu mengokohkan pilar-pilar kebudayaan negeri. Keterlibatan para pelaku menjadi kunci majunya kebudayaan Indonesia.
Kerjasama, keterlibatan, kepedulian adalah nilai-nilai yang terkandung dalam semangat gotong-royong, yang tidak lain adalah sari-pati dari Pancasila. Dalam bahasa modern, semangat gotong-royong ini bisa istilahkan dengan Gerakan. Mari kita wujudkan ikhtiar mulia ini secara bersama-sama!
( Sumber : http://www.kemdikbud.go.id/ )
0 Response to "Pidato Mendikbud Pada Upacara Gerakan Nasional Revolusi Mental"
Post a Comment