MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR
MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR
DISUSUN OLEH :
NAMA : LUSI EKA LESTARI
NIM : 16053062
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Psikologi Pendidikan mengenai Peran Bakat dalam Proses Belajar ini tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang penulis peroleh dari berbagai media.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melancarkan jalan penulis dalam menyusun Makalah ini.
2. Bapak Ifdil, S Hi, S Pd, M Pd, Kons.
3. Kakak Julia Eva Putri, selaku asisten dosen psikologi pendidikan.
4. Orang tua yang selalu memberikan doa untuk semua kelancaran.
5. Dan semua pihak yang telah ikut serta berperan dalam penyusunan Makalah Psikologi Pendidikan mengenai Peranan Bakat dalam Proses Belajar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penyusunan makalah yang lebih baik dimasa mendatang.
Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis serta para pembaca.
Padang, 30 September 2016
Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar.......................................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan.......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat penulisan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
2.1 Pengertian bakat.......................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Bakat Menurut Para Ahli................................................................. 3
2.1.2 Bakat Secara Umum.......................................................................................... 4
2.2 Jenis-jenis bakat.................................................................................................................. 4
2.3 faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat..................................................... 5
2.4 usaha guru untuk mengenali dan membangun bakat.......................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 10
3.2 Saran................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya masing-masing individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Belajar ataupun bekerja pada bidang yang diminati, terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai, akan membawa gairah dan memberi kenikmatan dalam mempelajari atau menjalaninya. Sayangnya sering kali remaja memilih suatu jurusan atau bidang studi karena terbawa dan ikut teman-temannya,atau memilih bidang yang lebih popular,tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang biasa digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut.
Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja dibidang yang diminatinya dan sesuai minat dan bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias.
Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum memahami beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah dari Sang Maha Kuasa. Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik, antara lain aptitude, talent/talenta, intelligence/inteligensi/kecerdasan, gifted/giftedness, dan sebagainya.
Pada dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsure bakat bawaan dan latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan kreatifitas dan tanggung jawab. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna. Bakat sangat kecil sekali kemungkinannya untuk berubah. Baat itu adalah relatif tetap sepanjang waktu tertentu. Karena bakat itu relatif stabil, maka bakat-bakat itu dapat digunakan untuk membantu keberhasilan dalam bidang kependidikan dan karir.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa bakat mengungkap potensi untuk mempelajari suatu aktifitas tertentu, bakat relatif berbeda, bakat relatif konstan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka makalah ini mempunyai rumusan masalah antara lain :
1. Apa pengertian Bakat?
2. Apa saja jenis-jenis bakat?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak?
4. Apa usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
- Untuk mengetahui pengertian bakat.
- Untuk mengetahui jenis-jenis bakat.
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak.
- Untuk mengetahui usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang pengertian bakat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis bakat.
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak.
4. Mahasiswa dapat mengetahui usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
BAKAT DALAM PROSES BELAJAR
2.1 Pengertian Bakat
2.1.1 Pengertian Bakat Menurut Para Ahli
Ada beberapa defenisi bakat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:
a. Bingham (1986) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik dan lain-lain.
b. Munandir ((2001:15-16) mengatakan, bahwa bakat merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Pandangan ini sering kita dengar secara umum sebagaimana para ahli dan orang awam.
c. Guilford (1959) mengemukakan bahwa bakat (aptitude) mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu: Dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dimensi intelektual.
1. Dimensi perseptual
Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, yaitu faktor-faktor yang antara lain berupa: kepekaan indera, perhatian, orientasi ruang, orientasi waktu, luasnya daerah persepsi, kecepatan persepsi dan lain sebagainya.
2. Dimensi psikomotor
Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: faktor kekuatan, faktor impuls, faktor kecepatan gerak, faktor ketelitian, faktor koordinasi dan faktor keluwesan (flexibility).
3. Dimensi intelektual
Dari ketiga dimensi, dimensi inilah yang mempunyai implikasi yang sangat luas. Dimensi ini meliputi lima faktor yaitu:
a. Faktor ingatan, yang mencakup: Faktor ingatan mengenai substansi, faktor ingatan mengenai relasi, faktor ingatan mengenai sistem.
b. Faktor pengenalan, yang mencakup: pengenalan terhadap keseluruhan infomasi, golongan (kelas), hubungan-hubungan, bentuk atau strktur, dan kesimpulan.
c. Faktor Evaluatif, yang mencakup: Evaluasi mengenai identitas, relasi-relasi, sistem dan evaluasi terhadap penting tidaknya problem ( kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
d. Faktor berfikir divergen, yang meliputi: faktor untuk menghasilkan unit-unit, faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan, faktor kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan, faktor untuk menghasilkan sistem, fakto untuk transformasi divergen, faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
2.1.2 Bakat secara Umum
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir yang dengan latihan-latihan tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan keterampilan khusus. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
2.2 Jenis-Jenis Bakat
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu :
a. Bakat Verbal
Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata.
b. Bakat Numerikal
Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka.
c. Bakat Skolastik
Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
d. Bakat Abstrak
Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
e. Bakat mekanik
Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat lainnya.
f. Bakat Relasi Ruang (spasial)
Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)
g. Bakat kecepatan ketelitian klerikal
Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain – lainnya.
h. Bakat bahasa (linguistik)
Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat
Bakat umum biasanya merupakan kemampuan intelegensi seseorang. Sejauh ini masih terdapat kontroversi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bakat umum seseorang apakah karena faktor bawaan (genetik) atau faktor lingkungan.
Arthur Jansen (1969) memunculkan perdebatan atas pendapatnya bahwa intelegensi merupakan warisan genetik, sedangkan lingkungan dan budaya hanya berperan kecil dalam perkembangan intelegensi tersebut. Menurutnya, terdapat perbedaan intelegensi yang signifikan pada kelas sosial,ras dan bangsa yang berbeda. Pendapatnya ini memunculkan pro dan kontra dan ia pun dicap sebagai orang yang rasis.
Dewasa ini, para peneliti menyatakan bahwa faktor lingkungan juga berperan besar dalam menentukan tingkat intelegensi seseorang.
Plomin (1989) berpendapat bahwa intelegensi ditentukan oleh 50% genetik dan 50% lingkungan. Hal ini berarti bahwa keadaan lingkungan dapat memengaruhi tingkat intelegensi seseorang yang menentukan peningkatan prestasi sekolah dan perolehan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja.
Namun demikian , pengaruh lingkungan sangatlah rumit. Tidak ada jaminan bahwa anak dengan berbagai kehidupan seperti kemudahan sarana , prasarana yang lengkap dan bimbingan belajar yang baik akan sukses nantinya . mereka seringkali menanggapinya sebagai hal yang wajar sehingga mereka tidak dapat berusaha untuk mengembangkan motivasinya demi mencapai sesuatu.
Bakat khusus dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi:
· Minat
· Motif berprestasi
· Keberanian mengambil resiko
· Keuletan dalam menghadapi tantangan
· Daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.
Faktor eksternal meliputi :
· Kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan diri
· Sarana dan prasarana
· Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga
· Lingkungan tempat tinggal
· Pola asuh orang tua
2.4 Usaha Guru untuk Mengenali dan Mengembangkan Bakat
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain:
a. Menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas
Mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik dengan mengenalkannya pada berbagai hal atau kegiatan, misalnya dengan melakukan eksperimen sederhana, membuat kreasi, atau mengunjungi museum.
b. Melibatkan anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming)
Meminta peserta didik untuk melontarkan beragam ide dalam kelompok, dan kemudian membahas ide-ide yang dilontarkan. Semakin banyak ide yang dihasilkan, semakin besar kemungkinkan munculnya ide-ide yang unik.
c. Memberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
Memberikan peserta didik kebebasan untuk melakukan eksplorasi, menemukan hal-hal baru, dan sesekali membuat kesalahan sehingga ia dapat belajar menelaah berbagai sudut pandang untuk memecahkan persoalan.
d. Memunculkan motivasi internal
Menghargai setiap ide maupun karya yang dihasilkan peserta didk secara proporsional. Menghindari memberi kritik yang dapat menimbulkan kekecewaan pada peserta didik. Menghindari juga memberi pujian secara berlebihan. Hendaknya, tidak selalu menghadapkan peserta didik pada situasi yang kompetitif.
e. Mengembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playfull
Melatih peserta didik untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi persoalan.
f. Mengenalkan anak dengan orang-orang yang kreatif
Mengenalkan peserta didik pada seseorang yang memiliki suatu karya dan diskusikan mengenai kemampuannya. Pendidik juga dapat merancang suatu kegiatan di sekolah, misalnya dengan mengundang ahli dalam bidang tertentu untuk berbagi pengalaman.
Untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik, diperlukan beberapa faktor berikut :
1. Stimulasi
Faktor stimulan bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang utama ialah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat kepada kelemahan, karena waktu kita akan terbuang, sehingga bakat pun ikut terpendam dan minat jadi berkurang.
2. Berusaha untuk Kreatif
Berusaha kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja, kapan saja,dan dari siapa saja. Kreativitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat, menumbuh kembangkan minat, sehingga kita dapat mengembangkannya agar bermanfaat untuk hidup kita.
3. Pelihara Kejujuran dan Ketulusan.
Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati. Ketulusan menyukuri bakat dapat menumbuhkan minat meskipun perlu proses dan waktu. Bakat alami itu akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan kekuatan minat. Misalnya, kita semua bisa menulis, bakat yang bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik daripada orang lain. Ketika bakat itu disertai dengan minat yang kuat, maka bakat itu akan berkembang lebih pesat dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang kerinduan untuk melakukannya kembali, seperti energi yang mensuplai kebutuhan.
Selain paparan diatas ada hal yang tidak bisa dipisahkan dalam mengoptimalkan bakat, yaitu Otak. Ada tiga tingkatan otak, yaitu otak reptile, otak mamalia dan otak neo cortex. Otak reptil berfungsi sebagai pusat kendali, sistem saraf otonomi dan untuk mengatur fungsi utama tubuh seperti pernapasan dan denyut jantung. Selain itu, otak reptil berfungsi mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya atau ancaman dengan cara lari atau melawan. Dari otak reptil berkembang menjadi otak mamalia. Otak ini berperan dalam mengatur kebutuhan strata social, rasa memiliki atau memberikan emosi pada suatu kejadian, mengendalikan sistem kekebalan tubuh, hormon dan memori jangka panjang. Jika dihubungkan dengan memori jangka panjang maka otak ini sangat berpengaruh dalam pembelajaran. Dalam otak mamalia terdapat sistem limbic yang berfungsi sebagai saklar yang menentukan otak mana yang lebih aktif, apakah otak reptil atau otak neo cortex. Jika otak reptil yang lebih aktif maka seseorang akan cenderung bersifat marah, takut, tegang, dan stress. Jika otak neo cortex yang lebih aktif maka seseorang cenderung bahagia, tenang, dan rilex. Otak neo cortex memiliki fungsi untuk mengendalikan penglihatan, pendengaran, kreasi, berpikir, berbicara, dan semua hal yang berkaitan dengan kemampuan yang lebih tinggi atau intelegensi, mengendalikan nafsu dan emosi. Otak neo cortex menutupi otak reptil dan otak mamalia. Otak reptil disebut juga dengan otak yang berfikir.
Struktur otak berhubungan dengan keberbakatan. Keberbakatan adalah kemampuan individu yang perlu dikembangkan dan diperhatikan yang terkait dengan struktur otak. Secara genetik struktur otak sudah terbentuk sejak lahir tapi berfungsinya otak ditentukan oleh cara seseorang dalam beriteraksi dengan lingkungannya. Nah disinilah bakat bisa dikembangkan dalam pembelajaran. Jadi, guru harus memperhatikan dan perduli pada peserta didiknya yang sejatinya memiliki bakat masing-masing. Anak yang berbakat akan terlihat lebih menonjol dan anak tersebut cenderung lebih kreatif. Keberbakatan anak dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya yang paling menonjol adalah gen dan lingkungan. Gen mempengaruhi sebanyak 60% dan sisanya adalah lingkungan. Anak dapat mengoptimalkan bakat yang dimilikinya (gen) jika berada dalam lingkungan yang tepat/mendukung. Ada gen tapi lingkungan tidak mendukung, tidak akan bisa. Dan pada hakikatnya semua anak itu berbakat, hanya saja bakatnya berbeda-beda. Untuk itu tugas guru sekarang adalah bagaimana caranya menciptakan kondisi/lingkungan belajar yang dapat mendukung siswa dalam mengoptimalkan bakatnya. Salah satu caranya adalah dengan cara memahami bagian-bagian otak serta aktivasinya karena berkaitan dengan keberbakatan para siswa, sehingga nantinya guru dapat membuat rencana-rencana pembelajaran yang dapat mengembangkan, mengaktifkan dan mengoptimalkan bakat siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ü Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir yang dengan latihan-latihan tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan keterampilan khusus.
ü Jenis-Jenis Bakat
a. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
b. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
ü Bakat umum biasanya merupakan kemampuan intelegensi seseorang. Sejauh ini masih terdapat kontroversi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bakat umum seseorang apakah karena faktor bawaan (genetik) atau faktor lingkungan.
ü Bakat khusus dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi:
a. Minat
b. Motif berprestasi
c. Keberanian mengambil resiko
d. Keuletan dalam menghadapi tantangan
e. Daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.
Faktor eksternal meliputi :
a. Kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan diri
b. Sarana dan prasarana
c. Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga
d. Lingkungan tempat tinggal
e. Pola asuh orang tua
ü Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain:
a. Menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas
b. Melibatkan anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming)
c. Memberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
d. Memunculkan motivasi internal
e. Mengembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playfull
f. Melatih peserta didik untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi persoalan.
g. Mengenalkan anak dengan orang-orang yang kreatif
3.2 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat Dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Sunyabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Analisis tes psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sobur, Alex. 2003. Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia
0 Response to "MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR"
Post a Comment