Teknologi Pendidikan
Didalam perjalanan kehidupan sudah menjadi hukum alam bahwa manusia membutuhkan suatu pedoman yang dijadikan landasannya dalam bergerak. Bergerak atas dasar pemahaman mengenai hakikat, makna, dan esensi, yang kemudian membuahkan penetapan tujuan yang akan dicapai.
Hal ini berlaku pula didalam bidang pendidikan yang menjadi faktor urgen dalam kehidupan manusia. Jika ditinjau dari sudut pandang secara luas, serta sembari menelisik hubungan simbiotik didalamnya, maka pendidikan dapat dikategorikan sebagai kehidupan itu sendiri.
Tentang bagaimana pendidikan itu dapat memberikan kontribusi semaksimal mungkin, perlu adanya daya dukung yang berasal dari pemanfaatan segala sesuatu yang masih memiliki relevansi, baik dalam bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras. Istilah populer yang biasa digunakan untuk mewakili definisi ini biasa kita sebut dengan teknologi.Selayang pandang yang dipaparkan tersebut merupakan gambaran awal dalam rangka menarik benang merah antara sebuah landasan hakikat filsafat,pendidikan, dan teknologi.
Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari keduanya. Dalam berfilsafat kita didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang belum kita tahu.
Filsafat dalam teknologi pendidikan dapat diartikan juga upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat Ilmu pendidikan secara konsepsional diartikan sebagai analisis kritis komprehensif tentang pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset baik kuantitatif maupun kualitatif.
Hakikat Filsafat Teknologi Pendidikan ialah adanya suatu kajian yang mendalam yang berkaitan dengan akan dibawa ke arah mana teknologi pendidikan oleh para pengusungnya. Berikut adalah sendi-sendi kajian yang dapat dikembangkan ke depannya:
1. apa yang menjadi objek telaah teknologi pendidikan?(wujud objek telaah)
2. Sampai dimana ruang lingkup objek telaah,?(penggarapan objek telaah)
3. Apakah masih dimungkinkan adanya telaah baru? (hasil penggarapan objek telaah)
Berikut akan dideskripsikan tentang apa-apa yang dimaksud dalam wujud, penggarapan, dan hasil penggarapan objek telaah teknologi pendidikan:
1. Wujud objek telaah
Mengacu pada definisi teknologi pendidikan menurut AECT pada tahun 2004, yang menjadi pokok dalam pembahasannya adalah sangat erat kaitannya dengan sumber belajar. Penindaklanjutan dari hal tersebut jika diurutkan secara terperinci, antara lain:
1) Adanya berbagai macam sumber belajar termasuk orang, pesan, media, alat, metode, dan lingkungan.
2) Perlunya sumber tersebut dkembangkan, baik secara konseptual maupun secara factual.
3) Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan maupun sumber-sumber belajar untuk belajar.
Ketiga hal diatas merupakan ruang lingkup wujud objek telaah dari teknologi pendidikan.
2. Penggarapan objek telaah
Usaha sistematik dan sistemik yang diawali dengan menganalisis masalah tentang bagaimana agar pembelajaran dapat terfasilitasi, juga efektifitas serta efisienitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat.
Rangkaian argumen tersebut menjadi alasan akan perlunya pendekatan baru yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
· Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya dikelola secara simultan.
· Unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistemik.
· Penggabungan proses kompleks di atas harus mengandung daya lipat.
Ketiga ciri diatas merupakan teknik intelektual yang unik dan dihimpun menjadi penggarapan objek telaah dari teknologi pendidikan.
3. Hasil penggarapan objek telaah
Dari dua landasan yang telah dipenuhi oleh teknologi pendidikan, dirumuskanlah kegunaan potensial teknologi pendidikan yaitu perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan mutu pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan, peningkatan partisipasi masyarakat, dan penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan pembangunan. Hal inilah yang merupakan hasil dari penggarapan objek telaah dari teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu.
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
· Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
· Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
· Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
· Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
Filsafat pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa aliran filsafat pendidikan:
1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada. Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.
Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa.
Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)
2. Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)
3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)
Adapun norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama.
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
0 Response to "Teknologi Pendidikan "
Post a Comment