Tertipu Beli Rumah, Wanita Ini Dapat Rezeki Mendadak Rp 300 Juta
Isak tangis Ning Prihatin bergaung ketika kedatangan tim Ichitan Indonesia ke rumahnya, Rabu (10/5/2017).
Dia tidak percaya kalau tutup botol minuman yang dia buka dan ada tulisan Rp 300 juta benar-benar didapatnya.
“Jadi benar uangnya jadi milik saya. Mau saya pakai bayar hutang dan nabung buat beli rumah,” ungkap Ning sambil terisak.
Warga Jl Margorejo Gang Makam itu, kemudian bercerita, bila minggu yang lalu, dirinya sempat berkhayal mendapatkan uang jatuh.
Dia tidak percaya kalau tutup botol minuman yang dia buka dan ada tulisan Rp 300 juta benar-benar didapatnya.
“Jadi benar uangnya jadi milik saya. Mau saya pakai bayar hutang dan nabung buat beli rumah,” ungkap Ning sambil terisak.
Warga Jl Margorejo Gang Makam itu, kemudian bercerita, bila minggu yang lalu, dirinya sempat berkhayal mendapatkan uang jatuh.
Karena piutang kepada saudara-saudaranya yang sudah bertahun-tahun belum juga selesai dicicil.
“Apalagi saat itu anak saya yang pertama Dzeko sedang demam. Dia pernah demam dan kejang di usia dua tahun, sehingga ketika dia demam, saya kepikiran dan takut kejang lagi,” ungkap Ning, yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga tersebut.
Kalau kejangnya kambuh, tentu biaya berobat akan lebih mahal. Karena harus ke dokter spesialis anak. Namun di hari itu, Ning hanya membawa Dzeko ke bidan.
Setelah mendapat obat, Dzeko yang kini berusia 4 tahun dan sudah memiliki adik laki-laki berusia tiga bulan inipun minta jalan-jalan.
“Akhirnya saya ajak jalan-jalan ke Alfamidi. Beli minuman Ichitan dua botol, terus pulang.”
“Sampai di rumah, satu botol habis diminum dan di tutupnya tidak ada tulisan apa-apa. Baru yang kedua, saat saya buka, di balik tutupnya ada tulisan itu,” cerita istri Hamid, pegawai honorer di UPTD Dinas Pendidikan Provinsi Jatim itu.
Dua kali Ning memandangi tutup botol itu dan kemudian menanyakan ke adik lelakinya, yang tinggal serumah.
“Apalagi saat itu anak saya yang pertama Dzeko sedang demam. Dia pernah demam dan kejang di usia dua tahun, sehingga ketika dia demam, saya kepikiran dan takut kejang lagi,” ungkap Ning, yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga tersebut.
Kalau kejangnya kambuh, tentu biaya berobat akan lebih mahal. Karena harus ke dokter spesialis anak. Namun di hari itu, Ning hanya membawa Dzeko ke bidan.
Setelah mendapat obat, Dzeko yang kini berusia 4 tahun dan sudah memiliki adik laki-laki berusia tiga bulan inipun minta jalan-jalan.
“Akhirnya saya ajak jalan-jalan ke Alfamidi. Beli minuman Ichitan dua botol, terus pulang.”
“Sampai di rumah, satu botol habis diminum dan di tutupnya tidak ada tulisan apa-apa. Baru yang kedua, saat saya buka, di balik tutupnya ada tulisan itu,” cerita istri Hamid, pegawai honorer di UPTD Dinas Pendidikan Provinsi Jatim itu.
Dua kali Ning memandangi tutup botol itu dan kemudian menanyakan ke adik lelakinya, yang tinggal serumah.
Juga dengan ibu kandungnya, yang sehari-hari menjadi pedagang jamu keliling kampung naik sepeda angin.
“Sama adik dan ibu, saya diminta telepon ke nomor seperti petunjuk di botol. Saya ikuti, dan coba sampai empat kali dalam empat hari berturut-turut saya hubungi nomor itu tidak bisa. Baru hari kelima, bisa, kemudian diberi nomor atas nama Pak Edwin, saya hubungi tidak bisa, selanjutnya Pak Edwin mengunjungi balik,” cerita Ning.
Kemudian mereka melakukan verifikasi, tanya jawab, beli dimana, rumah dimana, nomor rekening, bank terdekat, dan lainnya.
Hingga Rabu (10/5/2017) pagi, saat Surya tiba lebih awal dari tim Ichitan, Ning masih belum percaya.
“Sampai sekarang saya masih belum yakin sih. Tapi kalau ada wartawan datang berarti ya benar. Saya belum dikasih tahu kalau hari ini tim Ichitan akan datang,” ungkapnya.
Hanya bila itu benar, Ning akan menggunakan uangnya untuk melunasi hutang dan menabung untuk beli rumah. Hutang itu dilakukan, karena dia dan suaminya sedang ingin membeli rumah.
Kemudian dijanjikan seseorang untuk bisa membeli rumah di daerah Sidoarjo. Saat itu dia beri uang muka hasil tabungannya sendiri.
Tapi orang yang menjadi marketing rumah itu mengaku kalau perlu biaya tambahan untuk pengurusan surat-surat rumah.
Karena tabungannya sudah habis, demi mendapatkan rumah, Ning dan suaminya nekat meminjam uang.
“Tapi begitu uang pinjaman itu saya serahkan, orang tersebut menghilang. Termasuk bersama uang muka yang saya beri dari semua tabungan. Habis semua,” ungkap Ning sambil berusaha menahan tangisnya.
“Sama adik dan ibu, saya diminta telepon ke nomor seperti petunjuk di botol. Saya ikuti, dan coba sampai empat kali dalam empat hari berturut-turut saya hubungi nomor itu tidak bisa. Baru hari kelima, bisa, kemudian diberi nomor atas nama Pak Edwin, saya hubungi tidak bisa, selanjutnya Pak Edwin mengunjungi balik,” cerita Ning.
Kemudian mereka melakukan verifikasi, tanya jawab, beli dimana, rumah dimana, nomor rekening, bank terdekat, dan lainnya.
Hingga Rabu (10/5/2017) pagi, saat Surya tiba lebih awal dari tim Ichitan, Ning masih belum percaya.
“Sampai sekarang saya masih belum yakin sih. Tapi kalau ada wartawan datang berarti ya benar. Saya belum dikasih tahu kalau hari ini tim Ichitan akan datang,” ungkapnya.
Hanya bila itu benar, Ning akan menggunakan uangnya untuk melunasi hutang dan menabung untuk beli rumah. Hutang itu dilakukan, karena dia dan suaminya sedang ingin membeli rumah.
Kemudian dijanjikan seseorang untuk bisa membeli rumah di daerah Sidoarjo. Saat itu dia beri uang muka hasil tabungannya sendiri.
Tapi orang yang menjadi marketing rumah itu mengaku kalau perlu biaya tambahan untuk pengurusan surat-surat rumah.
Karena tabungannya sudah habis, demi mendapatkan rumah, Ning dan suaminya nekat meminjam uang.
“Tapi begitu uang pinjaman itu saya serahkan, orang tersebut menghilang. Termasuk bersama uang muka yang saya beri dari semua tabungan. Habis semua,” ungkap Ning sambil berusaha menahan tangisnya.
Di rumah yang didatangi tim Ichitan, merupakan rumah kontrakan berukuran kecil.
Terbagi menjadi tiga ruangan, ditempati oleh empat orang dewasa dan dua balita.
Tiap tahun, keluarga ini harus membayar kontrakan seharga Rp 3 juta.
“Belum lagi membayar cicilan hutang. Sebelum beli dan mendapatkan hadiah dari Ichitan, saya berharap sekali ada uang jatuh ini”, ulang Ning.
Begitu tim Ichitan tiba, Ning pun baru percaya 100 persen. Ditemani adik dan dua anak balitanya, Ning tampak sumringah.
Para tetangganya yang sebelumnya juga tidak tahu apa yang terjadi, kemudian diberi informasi, ikut senang.
“Selamat Ning. Mugo-mugo (semoga) barokah,” ungkap para ibu yang berbondong-bondong mendekati Ning.
Duagkamon Ngarmsangiem, Senior Marketing Manager PT Ichi Tan Indonesia, yang ikut dalam penyerahan hadiah, mengatakan bila hadiah yang mereka berikan benar-benar ada.
“Juga sebagai apresiasi bagi konsumen retail kami yang sudah setia membeli dan menikmati minuman Ichitan,” kata Duagkamon.
Selain Ning Prihatin, warga Surabaya lainnya yang menerima hadiah Ichitan Mendadak Jutawan ini adalah Anggun Riswandi, warga Jemur Andayani.
Single parent dari dua anak ini, juga mendapatkan hadiah yang sama, setelah membeli Ichitan Honey Lemon. Sementara Ning membeli Ichitan Yen Yen.
Terbagi menjadi tiga ruangan, ditempati oleh empat orang dewasa dan dua balita.
Tiap tahun, keluarga ini harus membayar kontrakan seharga Rp 3 juta.
“Belum lagi membayar cicilan hutang. Sebelum beli dan mendapatkan hadiah dari Ichitan, saya berharap sekali ada uang jatuh ini”, ulang Ning.
Begitu tim Ichitan tiba, Ning pun baru percaya 100 persen. Ditemani adik dan dua anak balitanya, Ning tampak sumringah.
Para tetangganya yang sebelumnya juga tidak tahu apa yang terjadi, kemudian diberi informasi, ikut senang.
“Selamat Ning. Mugo-mugo (semoga) barokah,” ungkap para ibu yang berbondong-bondong mendekati Ning.
Duagkamon Ngarmsangiem, Senior Marketing Manager PT Ichi Tan Indonesia, yang ikut dalam penyerahan hadiah, mengatakan bila hadiah yang mereka berikan benar-benar ada.
“Juga sebagai apresiasi bagi konsumen retail kami yang sudah setia membeli dan menikmati minuman Ichitan,” kata Duagkamon.
Selain Ning Prihatin, warga Surabaya lainnya yang menerima hadiah Ichitan Mendadak Jutawan ini adalah Anggun Riswandi, warga Jemur Andayani.
Single parent dari dua anak ini, juga mendapatkan hadiah yang sama, setelah membeli Ichitan Honey Lemon. Sementara Ning membeli Ichitan Yen Yen.
0 Response to "Tertipu Beli Rumah, Wanita Ini Dapat Rezeki Mendadak Rp 300 Juta"
Post a Comment