Curhat Guru kepada Mendikbud Nadiem: HP Sering Hang, Kerja 24 Jam
Informasiguru_Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim melakukan kunjungan kerja ke Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020).
Di kota hujan itu, ia mengunjungi sejumlah sekolah dan mendengarkan curahan hati alias curhat para guru terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar online.
Ada banyak keluh kesah yang terlontar para tenaga pendidik kepada Menteri Nadiem.
Siti Sadiyah, misalnya. Guru Seni Budaya Keterampilan (SBK) di SMP Al-Ghazaly ini bercerita bagaimana ia terkendala ponsel yang sering hang.
Siti mengaku sering panik saat ponselnya mengalami gangguan.
Ia khawatir tugas-tugas siswa yang ada di ponselnya hilang sebelum ia memberi nilai.
"Karena SBK itu ada menyanyi dan segala macam. Kendalanya itu, HP saya jadi nge-hang. Karena kebetulan juga HP-nya itu HP masa lalu (HP lama)," tutur Siti di SMP Al-Ghazaly.
"Ketika hang itu, saya panik. Paniknya itu, 'Aduh, hilang nggak nih data anak-anak', karena anak juga mengumpulkan," sambungnya.
Sementara Ira Nurandi, guru Bahasa Inggris SMP Al-Ghazaly, bercerita kepada Menteri Nadiem bagaimana ia merasa jam kerjanya hampir 24 jam selama PJJ.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim melakukan kunjungan kerja ke Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7/2020).
Ira mengungkap beberapa siswanya ada yang mengirim tugas pada malam hari karena menggunakan paket internet tengah malam.
"Jujur, jam kerja kami panjang, hampir 24 jam. Selain di SMP, saya mengajar juga di SMK. Nah, itu rata-rata anak-anak mengirimkan tugasnya tengah malam dengan alasan, 'Saya punya paket kuota hemat, jadi mohon maaf baru tengah malam bisa mengirimkan tugas saya'," ucap Ira kepada Nadiem.
Selain Siti dan Ira, guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) SMP Al-Ghazaly, Supriyatna, juga curhat kepada Nadiem.
Kepada mantan bos Gojek tersebut, ia mengaku kesulitan saat mengajarkan olahraga kepada siswanya.
Padahal, menurutnya, pelajaran olahraga penting untuk kebugaran fisik siswa.
"PJOK ini salah satu aset penting ya, Pak. Apalagi di masa (pandemi) corona, anak-anak perlu menjaga kesehatan. Nah, kesulitan mengajar pelajaran PJOK, dengan tidak tatap muka itu susah, Pak. Kami memberikan teori-teori saja," ucapnya.
Supriyatna lantas mengusulkan agar siswa diperkenankan mengikuti pelajaran olahraga di sekolah. Setelah berolahraga, siswa dipersilakan kembali pulang ke rumah.
"Saya punya usul, Pak. Kalau untuk materi olahraga, kenapa sih anak nggak didatangkan ke sekolah. Itu boleh nggak, Pak? Kami 'kan bisa langsung (mengajar). Setelah olah raga, anak bisa pulang dengan menjaga protokol kesehatannya. Itu saja usulannya," pinta Supriyatna.
Belajar Teknologi
Keluh kesah juga datang dari para guru di Sekolah Muhamadiyah, Bogor. Satu di antaranya dari Badriah, guru yang sudah lanjut usia, namun tetap bersemangat belajar teknologi.
Kepada Menteri Nadiem, Badriah bercerita bahwa ketika mendengar pembelajaran diubah menjadi online, ia sempat menarik nafas panjang.
Meskipun awalnya tidak mengerti cara mengakses pembelajaran online, dengan belajar dan dibantu rekan guru lainnya, ia akhirnya bisa melakukannya.
"Saya ditanya, 'Bu bisa nggak? Bisa'. Tapi setelah itu, nggak bisa. Terus saya minta tolong, 'Tolong Pak Rudi, tolong Pak Lili'. Biarin, saya ingin bisa, ternyata saya juga bisa," tuturnya.
Hal yang sama diutarakan Soimah, guru Sekolah Muhamadiyah lainnya.
Ia mengungkapkan, dari 100 persen siswa, hanya 57 persen yang mampu belajar secara daring.
Untuk memastikan proses belajar berjalan baik, Soimah kemudian melakukan luring dengan belajar per zona di rumah siswa, dengan jumlah siswa maksimal enam orang.
"Untuk yang luring, walaupun saya agak waswas dengan pembelajaran membagi kelompok per zona, tapi saya lakukan itu, Pak. Punten pisan saya lakukan per zona, anak dibuat kelompok yang berdekatan," ujarnya seraya berharap pandemi Covid-19 segera berlalu agar para siswa bisa belajar tatap muka.
Tergantung Status
Mendengar cerita para guru itu, Menteri Nadiem menyatakan ikut merasakan apa yang dirasakan para guru yang ingin cepat melakukan belajar tatap muka.
Namun, ia menegaskan bahwa keputusan membuka kembali belajar tatap muka tergantung status setiap wilayah.
"Jadi pertama adalah bagaimana mewujudkan keamanan di sekolah, sehingga bisa mengembalikan anak ke sekolah. Tentunya ini tergantung kriteria zonanya. Hijau, kuning, oranye. Kami akan tetap usahakan terus dengan gugus tugas untuk bisa mencari kredibilitas dalam sistem ini ya," katanya.
Sumber : TRIBUNLAMPUNG.CO.ID
Demikian informasi ini semoga bermanfaat, silahkan simak informasi lainnya dibawah ini.
0 Response to "Curhat Guru kepada Mendikbud Nadiem: HP Sering Hang, Kerja 24 Jam"
Post a Comment