SINOPSIS BAB II
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Definisi Bimbingan Agama
Definisi bimbingan
Prayitno dan Erman Amti memaknai bimbingan sebagai pemberian bantuan yang dilakukan orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuannya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada, dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Ide-ide pokok atau pilar-pilar penting yang mendasari terbentuknya sebuah proses bimbingan, yaitu:
1. Proses bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang
2. Bantuan hanya bisa diberikan oleh orang yang ahli di bidang tersebut
3. Pemberian bantuan tidak pilih rentang usia atau jenis kelamin tertentu
4. Pemberian bantuan merupakan proses yang kontinyu dalam rentang waktu tertentu
5. Bertujuan untuk menolong individu yang dibantu agar ia memahami potensi dirinya, mengenali masalahnya, mencari solusi serta menggali makna dari masalah yang dialami, dan mampu mengendalikan hidupnya ke arah yang baik secara mandiri, tidak bergantung pada orang lain
6. Agar individu mampu mencapai hidup yang bahagia dan bermanfaat bahkan juga bisa memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Definisi agama
Secara menyeluruh agama dapat dipahami sebagai suatu dogma, norma, ideologi, ajaran atau semacamnya yang menimbulkan keterikatan jiwa, kepatuhan, ketundukkan, ketaatan terhadap kekuatan yang maha tinggi, atau sumber segala kehidupan yang ada di dunia ini. Ajaran atau keyakinan ini bersifat sangat sakral, dan terwariskan dari generasi ke generasi, sehingga setiap komunitas manusia di dunia ini memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan pengabdian dan kepatuhan tersebut pada zat yang mereka akui sebagai yang maha tinggi. Kekuatan yang diagungkan, yang diyakini bisa menolong manusia saat manusia tidak lagi dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi problema hidup. Namun agama tidak selalu menjelaskan secara rinci cara atau usaha apa saja yang harus ditempuh manusia agar ia bisa hidup selaras dan seimbang dengan makhluk lainnya dan juga berinteraksi dengan baik terhadap alam, mampu menggali manfaat alam demi kesejahteraan manusia tanpa merusak kestabilan ekosistem yang pada gilirannya akan menhancurkan manusia itu sendiri. Oleh karenanya manusia haruslah menjalankan akalnya agar ia bisa menemukan ide cemerlang dan positif untuk memakmurkan kehidupannya dengan mengambil manfaat dari seluruh potensi yang telah disediakan Tuhan baginya, baik potensi dari dalam dirinya atau dari luar dirinya.
2. Definisi kematangan emosi
Kematangan atau maturitas adalah penggambaran terhadap suatu pergerakan, pertumbuhan dan spontanitas. Kematangan dapat dipahami sebagai suatu standar pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Indikator kematangan emosi yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Menguasai stress
2) Rasional
3) Realistis dan qana’ah
4) Sabar yang positif dan optimis
5) Penguasaan rasa marah (termasuk didalamnya cemburu dan sedih)
6) Kemampuan beradaptasi dan kerjasama
7) Sportif terhadap kesalahan dan mengakui kekurangan
8) Kemampuan menyayangi dan mencintai dengan cara wajar
9) Kemampuan menerima dan menghargai perhatian dan kasih sayang orang lain
10) Kemampuan berempati
11) Tanggung jawab
12) Mandiri
13) Kontrol diri
14) Kemampuan membangun hubungan yang sehat dengan lawan jenis
15) Bijaksana dan objektif dalam penilaian dan pengambilan keputusan
16) Selera humor yang sehat
17) Egosentrisme sosiosentrisme
KAJIAN TEORI
1. Definisi Bimbingan Agama
Definisi bimbingan
Prayitno dan Erman Amti memaknai bimbingan sebagai pemberian bantuan yang dilakukan orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuannya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada, dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Ide-ide pokok atau pilar-pilar penting yang mendasari terbentuknya sebuah proses bimbingan, yaitu:
1. Proses bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang
2. Bantuan hanya bisa diberikan oleh orang yang ahli di bidang tersebut
3. Pemberian bantuan tidak pilih rentang usia atau jenis kelamin tertentu
4. Pemberian bantuan merupakan proses yang kontinyu dalam rentang waktu tertentu
5. Bertujuan untuk menolong individu yang dibantu agar ia memahami potensi dirinya, mengenali masalahnya, mencari solusi serta menggali makna dari masalah yang dialami, dan mampu mengendalikan hidupnya ke arah yang baik secara mandiri, tidak bergantung pada orang lain
6. Agar individu mampu mencapai hidup yang bahagia dan bermanfaat bahkan juga bisa memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Definisi agama
Secara menyeluruh agama dapat dipahami sebagai suatu dogma, norma, ideologi, ajaran atau semacamnya yang menimbulkan keterikatan jiwa, kepatuhan, ketundukkan, ketaatan terhadap kekuatan yang maha tinggi, atau sumber segala kehidupan yang ada di dunia ini. Ajaran atau keyakinan ini bersifat sangat sakral, dan terwariskan dari generasi ke generasi, sehingga setiap komunitas manusia di dunia ini memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan pengabdian dan kepatuhan tersebut pada zat yang mereka akui sebagai yang maha tinggi. Kekuatan yang diagungkan, yang diyakini bisa menolong manusia saat manusia tidak lagi dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi problema hidup. Namun agama tidak selalu menjelaskan secara rinci cara atau usaha apa saja yang harus ditempuh manusia agar ia bisa hidup selaras dan seimbang dengan makhluk lainnya dan juga berinteraksi dengan baik terhadap alam, mampu menggali manfaat alam demi kesejahteraan manusia tanpa merusak kestabilan ekosistem yang pada gilirannya akan menhancurkan manusia itu sendiri. Oleh karenanya manusia haruslah menjalankan akalnya agar ia bisa menemukan ide cemerlang dan positif untuk memakmurkan kehidupannya dengan mengambil manfaat dari seluruh potensi yang telah disediakan Tuhan baginya, baik potensi dari dalam dirinya atau dari luar dirinya.
2. Definisi kematangan emosi
Kematangan atau maturitas adalah penggambaran terhadap suatu pergerakan, pertumbuhan dan spontanitas. Kematangan dapat dipahami sebagai suatu standar pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Indikator kematangan emosi yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Menguasai stress
2) Rasional
3) Realistis dan qana’ah
4) Sabar yang positif dan optimis
5) Penguasaan rasa marah (termasuk didalamnya cemburu dan sedih)
6) Kemampuan beradaptasi dan kerjasama
7) Sportif terhadap kesalahan dan mengakui kekurangan
8) Kemampuan menyayangi dan mencintai dengan cara wajar
9) Kemampuan menerima dan menghargai perhatian dan kasih sayang orang lain
10) Kemampuan berempati
11) Tanggung jawab
12) Mandiri
13) Kontrol diri
14) Kemampuan membangun hubungan yang sehat dengan lawan jenis
15) Bijaksana dan objektif dalam penilaian dan pengambilan keputusan
16) Selera humor yang sehat
17) Egosentrisme sosiosentrisme
0 Response to "SINOPSIS BAB II"
Post a Comment