Jejak Geng Seminar
Geng Seminar, Bareng Ira dan Daeng |
Kenapa harus memilih, jika keduanya kamu sukai dan membuatmu bahagia?Takaran kebahagiaan itu Anda sendiri yang mengukur, temukanlah! #MeetYourPassion
Sore blogger..
Sedikit pengin share hari ini. Jujur sih ngetiknya juga ini masih agak oleng dan sedikit pening, dari tadi siang ngantuk tapi gak kepengin merem *huehecurhat*
Oke, jadi agenda tadi pagi, ‘pejuang seminar’ datang ke acara #MeetYourPassion, “DO WHAT YOU LOVE, LOVE WHAT YOU DO !” – pembicaranya ada mbak Ira Lathief sama Daeng Khrisna. Seminar ini bertepatan di Salak Resto Bogor, dan acaranya geraaaateesss HHH *yangsukageretonganneh*
Ini kali pertama gue tau penulis yang namanya Mbak Ira, dan kalo Daeng yang satu itu kayaknya udah gak asing banget ya? Kakak kita yang masih muda belia ini terlihat dengan pembawaannya yang santai dan jayus, H H H. Kalo gue bilang, dia itu kamus berjalan ke tiga – setelah, Dosen Indo dan temen kampus gue yang baru ganti nama jadi Abdullah ! H oke yang itu sekip aja gapenting *Selamatyaakhirnyakalianbertemu* #BukanAnakAngkat
Sebenernya sih kadang gue juga suka dicap KKBI berjalan sama temen2, Hh tapi mungkin itu kalo gue lagi agak waras aja, karena terkadang gue sih sebenernya suka gak sinkron antara pengucapan kata berikut kelogisan maknanya, ya lebih sesuka hati dan suka nyeplos aja sekenanya HH eemm *iniapalagikatanyagausahdibahas*
Acaranya lumayan bagus, sebenernya sih gue lebih interest pas Daeng yang cuap-cuap. Itu orang ngisi materi passion bawaannya udah kayak materi komika -_- gue cukup tau sih sedikit tentang komunitas malam puisi bogor, daeng ini romannya emang sering melipir dan membacakan puisi, penulis juga, ya gak heran sih bahasanya keseringan ngelantur udah kayak pujangga atau penyair, sedangkan komika? Gue gatau deh haha mungkinkah dia memiliki bakat terpendam? Atau emang suka standup komedi juga? *idk.. *buatniki,salahbangetnihkaloDaengdibilangGARING, [em ya sedikit sih]. *Ehepiss*
Isi seminarnya gak lain, ngulas bukunya mbak Ira sendiri, yang judulnya dijadikan judul seminar. Ada bagi buku geratis juga buat yang penanya terbaik, wah anak pejuang seminar ada yang dapet bukunya loh ternyata :P *keprokeprook* yah sabar ya buat si ode, gak dapet kesempatan nanya, padahal dia kolektor buku motivasi dan semacamnya *tukerpinjemdehkalian* HH. – ditunggu nih yang dapet buku, share reviewnya bisa kaliya.
Ini bahas seminar daritadi belom ke inti juga yah? Hhaha oke, sebenernya bingung sih mau ngulas passion itu dari sisi apanya lagi, soalnya udah sering juga ngebahas di tulisan2 blog gue yang satunya, sedikit kutipan yang gue tangkep kata Mbak Ira, Passion:
“Suatu panggilan jiwa, yang kalo lo ngerjain hal tersebut itu berani relain waktu, ngerasa nyaman, senang, dan yang utama tanpa sadar lo gak sadar ternyata selama ini lo udah ngejalanin dan menghasilkan hal itu.”
Hah? Haha maksudnya gak sadar itu gimana ya? Entahlah, menurut gue seperti halnya diri kita ini, yang kata ilmu psikologis, sebagian besar persennya dikendalikan oleh alam tak sadar, maksudnya apa yang kita udah lakukan, itu berdasarkan keinginan kita, tanpa banyak dipusingin sama pertanyaan2, “gue harus apa, dan gue harus gimana?”, let it flow! dan terlahirlah karya-karya dari tangan kita sendiri yang suatu hari kemudian, ketika lo nengok itu lagi ke belakang, lo bakalan takjub sama diri lo sendiri dan bilang, “waw, that’s amazing. You can make it happens!” – jadi intinya LESS TALK, MORE ACTION!
Jadi keinget sama peristiwa kemarin siang di kelas sebelum berangkat fotografi. Ode temen gue itu ceritanya mau nyoba menghipnotis Toni. Step by step, itu si Toni gue rasa udah sedikit berhasil mengikuti sesuai sugestinya Ode. TAPI ternyata sayang sekali, kehilangan kesadarannya Toni, cuma jadi harapan klise, yaa soalnya si Toni itu gak fokus.
Setelah kita tanya, kesimpulan gagalnya itu karena Toni kebanyakan ngelawan sugest yang dikasih Ode, dan dalam imajinasinya itu dia terlalu banyak berpikir, “Abis ini ke mana lagi? abis itu ngapain?, eh ini ko gak logis? Belom keluar lift gue udah harus turun tangga, dan blabalablablabalaa...”
Hahah gue rasa imajinasinya terlalu sineteron! Disuruh bayangin, tapi ini ibarat pilem, dia itu sampe mikirin gimana setting tempat, talent, dan figurannya. IYA, mungkin kalo harus disugest jalan di dalam hotel terus ke dalem lift, dia itu milih dulu hotelnya apa, di dalemnya kayak gimana, ada reseptionistnya, karyawan, danlainlainlain~
JADI?
Kesimpulannya dalam ngejalanin dan menuju ‘mimpi’ lo itu, kalo ditarik dari kejadiannya si Toni tadi, berhenti mempermasalahkan bahwa “gue harus ngapain?”
Mulai coba jalanin apa yang jadi suka lo, minat lo, dan suatu hal yang kalo lo ada di situ, lo gak akan ngerasa ‘kepaksa’ jalaninnya. Atau kalopun emang menuntut realistis, “Uang itu gak penting, TAPI segalanya itu butuh Uang”, ya silakan ambil langkah yang emang sesuai sama pilihan lo, artinya bukan lagi just ‘apa yang lo mau’, keputusan di situ bisa jadi andil dari keluarga atau rekan lain yang menurut kata hati lo lebih memiliki kecenderungan. EH, siapa bilang lo di situ harus dan kudu ngrobanin dunia lo itu ke dunia yang bagi lo itu, ‘gak banget’?
Pesen mbak Ira nih, “lo bisa sukses di semua bidang, tanpa harus menghilangkan atau mematikan Passion tersebut.” Hari gini harus pede kayaknya dan boleh banget kalo seseorang punya profesi lebih dari satu. Semisal Tompi, doi penyanyi –terkenalnya sih begitu, tapi doi juga seorang dokter kan? Dan bidang lainnya, tanpa sepengetahuan ternyata dia juga suka jadi pengamat sepak bola.
KEMBALI KE PASSION
Emang gak gampang buat cari tau dan ‘kenalin diri sendiri’, maksudnya tau persis apa yang jadi hobi, minat, dan bakat dalam diri. Iyalah semua itu butuh proses, gak ada yang langsung jadi. Kalo usaha gue sendiri sih, gue emang suka mengkepoi diri sendiri *kalokepoinorang?* - sekip!
Ya dengan lo banyak mencoba macam psikotest, atau kuisioner yang hasil akumulasinya bisa menentukan karakter dan bidang yang sesuai sama diri lo, emang sih suka gak tepat, sebagian orang gak percaya, dan kadang emang test kayak gitu gak bisa langsung diambil simpulan, soalnya kata PM, bisa jadi berubah-ubah sesuai mood, lingkungan, yaa tergantung sama masanya. Tapi sisa persennya sih gue pribadi percaya, soalnya sebagian sifat atau karakter itu kan bawaan lahir dan keturunan genetik juga. Jadi mungkin aja sebagian benar atau sebagiannya ngerasa gak sesuai. Atau malah bisa 100% lo banget? – yap, balik ke diri masing-masing! Kalo gue sih pilih nomor..., *sekip*
Tapi, di seminar ini nih bahas kesuksesan yang jenisnya itu “bahagia” versi diri lo sendiri. Kesuksesan itu definisi dalam teori emang bala banget alias banyak deh itu di buku-buku motivasi. Mbak Ira ngajak dan ngasih pandangan, gimana caranya lo bisa sukses dalam dunia lo itu. Sesuatu yang orang lain meremehkan, but sebenernya lo yakin dan bisa buktiin kalo lo mampu menggugah passion itu menjadi sebuah keprofesionalitasan. Dalam lo ambil keputusan terkait masa depan itu, mungkin emang banyak sandungan krikilnya, ya mana ada sih sukses yang gak sepaket sama ujiannya?
Pasti ada pertentangan batin, percakapan sama diri sendiri, dan hasil sinergi pikiran tentang impian lo yang nagih ‘utang nyawa’ itu. Antara impian dan realistis? Ya coba jadikan impian itu mendekati realistis. banyak yang bilang, uang itu mengikuti kalo kita udah enjoy sama profesi yang sesuai passion kita. Yang penting ketika lo bertanya ke dalam diri, pastikan lo tepat berada di ruangan itu, jangan sampe harus tiap hari ngeluh, “DUH, ngantor LAGI.”
HH iya sih bener, kenapa ya berkeluh kayak gitu? Ya mungkin karena itu tadi, dia jalanin hal tersebut karena sebuah tuntutan semata, gak berdasar apa yang dia cintai. Hasilnya kerja kita jadi gak maksimal, gak kreatif dan kurang produktif. Sedangkan orang yang bekerja dengan passionnya, kata Mbak Ira, dia akan cenderung lebih semangat, senang, dan kreatif sekaligus produktif.
"NAH, kalo gitu PASSION lo sendiri kaaar?"
nanya gue nih? haha, kalo gue bilang passion gue sih untuk saat ini ya nulis *aam..nulis apa ngetik nih?* yap, itu sih yang lagi proses pengembangan, tapi kalo kepikiran buat jadi penulis sih.. belum, cuma... kalo 'pengen punya karya' sih iya :p walaupun bukan saat ini, yaa Daeng aja bergulat dalam karya pertamanya itu butuh perjuangan 10 tahun. jadi ya insya'Allah, kalo buat passion lain sih banyak sebenernya.. tapi masih abstrak dan turun naik kayak iman xp *mengutipKataMbakIra*
Sekian posting kali ini,
*Semoga bisa share lagi next, dalam ulasan @PejuangSeminar_Bgr*
Oya acara ini juga diramaikan dengan pembacaan dua puisi dari rekan @MalamPuisiBogor.
-------
"Gimana kalau kita terhalang saat mengejar passion?" - kalau keadaan belum memungkinkan, cintai dulu apa yang kamu kerjakan. Kita berproses tapi jangan lupakan tujuan utama kamu." @IraLathief
"Kalau sudah jenuh, take a break dulu saja"
"Passion itu seperti jatuh cinta" @1bichara
"Ajak hati kalian bicara, ajak hati kalian ngopi."
"Banyak orang sukses dengan beragam profesi, tidak terpaku pada satu profesi sampai pensiun."
"Restu dari orangtua tetap perlu, terus berdialog dan berdo'a agar Tuhan membukakan hati orangtua. Jangan menyerah."
"Passion bisa berkembang dan passion butuh waktu dan diuji. Passion bisa muncul dari hobi kita atau passion bisa tumbuh."
0 Response to "Jejak Geng Seminar"
Post a Comment