Menelusuri "Dunia Malam" Di Kota Petro Dolar
Sabtu sore waktu itu, temaram senja mulai menampakkan geliat nya di ufuk barat barat cakrawala. Aku memulai perjalanan dari arah barat kota menuju sebuah kawasan perkotaan kota Petro dolar, dengan mengendarai motor butut ku yang hampir punah aku terus berjalan menelusuri setiap sudut kota untuk melihat denyut kehidupan yang masih terasa bingar kala muazzin sudah menyetel mikrofon mesjid untuk mengumandangkan azan. Selepas Maghrib kumulai mencari tau keberadaan dunia gelap yang memang terjadi tatkala malam pekat menutupi kota tersebut.berawal dari perkenalanku dengan seorang "janda" melalui sebuah aplikasi jejaring sosial, akupun mengontak keberadaan nya dengan no hp yang diberikannya waktu kemaren bersapa ria disebuah medsos.lantas aku mencoba menelpon no nya dan seketika di angkat nya dengan sapaan suara yang lembut dan bisa saja bagi yang belum begitu mengerti dunia kewanitaan bisa jatuh kedalam buaian nya. kemudian kutanya lokasi nya lalu dia mengarahkanku kesebuah lokasi "koro - koro" di pinggiran kota (tempat dan lokasi dirahasiakan)
Setiba nya aku dilokasi tersebut yang tempatnya terpaksa aku rahasiakan mulailah aku berkenalan dengan si wanita tersebut, paras nya ayu tinggi semampai dengan lingkar pinggang aduhai dibalut busana yang memang jauh dari pedoman Syariat Islam yang di anut oleh wanita tersebut. Mulailah kami berbincang di pojokan ditemani dengan segelas minuman oplosan halal dari pabrikan miliknya orang yahudi. perbincangan panjang lebar mulai terjadi dan akupun laksana seorang kabareskrim diruang introgasi mafia sekelas "triad" banyak pertanyaan yg kuajukan dan tidak jauh dari bisnis hiburan dan sekali kali kusinggung "bisnis lendir" yang membuat mukanya sedikit merah padam. dia mulai bercerita tanpa sungkan tentang kisah kehidupanya. dengan dua buah hati yang harus dihidupi juga tentang sang suami yang beristri tidak hanya dirinya, sedikit iba kudengar tapi aku tidak mau berlarut meratapi kisahnya nya, karena kisah hidupku pun tak kalah sadis nya. dia kemudian bercerita tentang bisnis yang digelutinya serta bagaimana sistem kinerjanya, aku mengangguk angguk kepala seolah setuju dan seakan membenarkan apa yg di dengungkannya meski nurani ku berontak. tapi kapasitasku disana bukanlah sebagai seorang da'i yang yang fasih dalam melantunkan Ayat ayat Suci. bagiku dunia nya memang dunia hitam. tapi apa daya belum sampai tanganku dan kuasa ku untuk mengajak nya kembali ke dunia yang di Ridhai oleh Tuhan yang Maha esa.
Aku bertanya langsung ke "point" tanpa basa basi karena bagi ku "the time is money". berapa Tarif Bookingan untuk sekali Short Time dan Long Time dia mengatakan bahwa kisaran ratusan ribu sekian, Ada juga yang sampai berkisar jutaan tergantung usia dan paras si "gadis penakluk" lalu aku bertanya semakin jauh, dimana biasanya dilakukan "adegan haram" tersebut, Dia menjawab : Bisa Dirumah dan kalau mau lebih aman bisa juga di Hotel A B dan C. lalu aku bertanya lagi, apakah Pihak pengelola hotel mengizinkan? Dia Lalu menjawab : ah Gampang Itu, kasih saja "Uang Tip" sedikit buat para pekerja disitu semuanya pasti terkendali. sekali lagi aku terangguk angguk dengan penjelasannya.
ternyata benar kecurigaanku bahwa dibalik tempat hiburan seperti itu banyak terjadi hal hal negatif terselubung,baik itu tentang "bisnis Lendir" maupun kejahatan lain yang tidak ada garansi baik dari sisi agama maupun negara. dan ironisnya lagi seakan menjadi pembiaran oleh pihak yang mengaku sebagai penegak hukum di daerah tersebut.
ternyata bisnis ini sudah berjalan lama dan sangat aman karena dijalankan secara samar atau bahasa kerennya "sambil menyelam minum air" artinya "bisnis lendir' ini adalah bagian utama dari mencari nafkah selain dari menjadi pemandu nyanyi atau sebagainya
Setelah lama mengobrol aku lantas dikenalkan dengan seorang perempuan muda yang menurut taksiranku umur nya masih dalam usia perkuliahan. dengan kosmetik yang sedikit tebal , bibir yang dipoles sedemikian rupa dan alis yang hampir Mirip salah satu logo merek olahraga terkenal dipadu dengan busana jeans yang super duper ketat .dia kemudian bersalaman denganku dan singkat cerita dia berbicara dengan nada yang berani : Bang Kita cari tempat aman yuuk. nanti masalah tarif abg selesaikan saja sama kawan aku ini sambil menunjuk kepada wanita yang pertama aku temui tadi.seolah dia berfikir kalau tujuanku kesana cuma untuk melepas atau meluruskan "urat" yang sudah lama bengkok, sedikit gemetar memang tubuhku. laksana kulkas dua pintu aku terasa menggigil tapi kucoba untuk menjawab dengan sesantai mungkin bahwa aku ada KESIBUKAN lain yang harus segera kulaksanakan sambil kuberi isyarat untuk melanjutkannya pada edisi yang akan datang. dan pas sekali tiba tiba hp 3315 aku berdering karena seorang teman menelpon disudut kota yang lain mengajak aku duduk santai sambil menikmati secangkir kopi .aku pun bergegas setelah membayar apa saja yang aku dan wanita itu nikmati di tempat "koro koro" tersebut. akupun berpamitan.
Gelap malam semakin pekat. suara musik pun semakin gaduh, pria wanita asik berjoget tanpa batas, tak tampak memang seperti kita berada di negeri syariat. tapi memang begitulah keadaannya. apa boleh buat, setiap kita memiliki sisi negatif kehidupan dan alangkah bijaknya kalau sekiranya setiap hal yang kita alami menjadi "ibrah" bagi kita semua untuk menjadi Hamba hambaNya yang taat sebelum ajal menjemput kita dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban di negeri akhirat sana. Wassalam
Cerita ini dibuat tanpa kepentingan apapun dan tanpa tujuan untuk mendiskreditkan suatu kelompok, tempat, ataupun sebuah pemerintahan. cuma sebuah uneg uneg atau pengalaman yang penulis alami bahwasanya apa yang kita liat belum tentu sama seperti yang kita rasakan sebelum kita benar benar berada diantara apa yang mau kita rasakan tersebut bukan mendengar dari tutur si fulan dan si fulen
0 Response to "Menelusuri "Dunia Malam" Di Kota Petro Dolar"
Post a Comment