Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum



A.    Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinyanya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pads titik tolah atau sudut pandang secara umum tentng proses pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut Sukmadinata (2000), pengembangan kurikulum bisa beearti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curiculum constructtio),bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curiculum improvement). Yang dimasud pengembangan kuriklum dalam bahsan ini bisa mencangku keduanya, tergantung pada konteks pendekatan dan model pengabangan kurikulum itu sendiri.
Dilihat dari cakupan pengembangannya apakah curiculum constructtio dan curiculum improvement, ada dua pendektan yang dapt diterapkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.      Pendekatan Top Down.
Dikatakan pendekatan top down, disebabkan pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari para pemegang kebijakan pendidikan seperti dirjen atau para kepala kantor wilayah. Selanjutnya menggunakan secara garis komando, pengembangan kurikulum menetes kebawah.
Oleh karena dimulai dari atas itulah, pendekatan ini juga dinamakan line staf model. Biasanya pendekatan ini banyak dipakai di negara-negara yang memiliki sisem pendidikan sentralisasi.
2.      Pendekatan Grass Roots.
Kalau pendekatan administratif inisiatif pengembangan kurikulum berasal dari pemegang kebijakan kemudian turun ke staff ata dari atas kebawah, maka dalam ,odel grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian menyear pada lingkungan yang lebh luas.
B.     Model Pengembangan Kurikulum
Menurut Good (1972) dan Travers (1973), model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk neratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang lainnya. Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi realias yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancanganyang dapat digunakan untuk mnerjemahkan sesuatu kedalam realitas, yang sifatnya lebih praktis. Model berfngsi sebagai sarana untuk mempermudah berkomunikasi, atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan, atau sebagai petunjuk peencanaan untuk kegiatan pengolaan.
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Setiap model memiliki kekhasan tertentu baik dari lihat keluasan pengembangan kurikulumnya itu sendiri maupun dilihat ditahapan pengembangannya sesuai pendekatannya. 
1.      Model Tyler
Model pengembangan kurikulum Tyler ini, lebih bersifat bagaimana pemeranacak satu kurikulum, sesuai dnegan tujuan dan misi suatu tnstitsi pendidikan. Dengan demikian,
model ini tidak menguraikan pngembangan kurikulum dalam bentuk langkah-langkah konkrit atau tahapan-tahapan secara rinci. Menurut Tyler ada 4 hal yang dianggap fundemetal untuk mengembangkan kurikulum.
a.       Menentukan tujuan
b.      Menentukan pengalaman belajar
c.       Mengoganisasi pengalaman belajar
d.      Evaluasi
2.      Model Taba
Berbeda dengan model yang dikembanglan oleh Tyler, model Taba lebih menitikberatkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu,dalam model ini dikembangkan tahapan-tahapn yang harus dilakukan oleh para pengembang kurikulum.
Pengembangan kurikulum biasanya dilakkan secara deduktif yang dimulai dari langkah penentuan prinsip-prinsip dan kebijakan dasar, merumuskan desain kurikulum, menyusun unit-unit kurikulum, dan mengimplementasikan kurikulum didalam kelas. Ada 5 pengembangan kurikulum model terbalik dari Taba ini, yaitu:
a.       Menghasikan unit-unit percobaan
b.      Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemkan validitas dan kelayakan penggunaannya
c.       Merevisi dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba
d.      Mengembagkan kesuluruhan kerangka kurikulum
e.       Implementasi dan diseminasi kurikulum yang teah teruji.
3.      Model Oliva
Menurut Oliva suatu model krkulum yang harus besifat simple, komprehensif, dan sistematik. Oliva meggambarkan, penngembangan kurikulum seperti berikut:
Komponen-komponen seperti yang tampak dalam gambar diatas, menurut Oliva adalah komponen pokok saja, sebab daam kenyataannya dalam mengembangkan suatu kurikulum ada 12 komponen yang satu sama lain saling berkaitan.
Menurut Oliva, model yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam bebebrapa dimensi, yaitu:
1.      Untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus
2.      Model ini uga dapat digunakan untk membuat keputusan dalam merancang suatu program kurikulum
3.      Model ini dapat digunakan dalam mengembangkan program pembelajaran secara khusus

4.      Model Beauchamp

Model ini dinamakan sistem Beauchamp, karena memang diciptakan dan dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli kerikulum. Beauchamp mengemukakan ada 5 langkah dalam proses pengembangan kurikulum, yaitu:
a.       Menetapkan wilayah yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum
b.      Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dapam proses pengemangan kurikulum
c.       Menetapkan prosedur yang akan ditempuh
d.      Implrmentasi kuriklum
e.       Melakusanakan evaluasi kurikulum
5.      Model Wheeler
Menurut Wheeler pengembangan krikulm merupakan suatu proses yang membentuk lingkaran. Proses pengembangan kurikulum terjadi secara ters menerus. Wheeler berpendapat proses pengembag kriklum ada 5 tahap, yaitu:
a.       Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus
b.      Menentukan pengalam belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama
c.       Menentukan isi atau materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar
d.      Menngorganisasi atau menyatukan pengalamn balejar dengan isi atau materi pelajar
e.       Melakukan evaluasi stiap tahap pengembangan dan pencapaian tujuan
6.      Model Nicholls
Model pengembangan kurikulum Nicholls menggunakan siklus seperti model wheeler. Model Nicholls degunakan apabila menyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan siklus.ada 5 langkah pengembangan kurikulum menurut Nicholls, yaitu:   10
a.       Analisis situasi
b.      Menentukan tujuan umum
c.       Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran
d.      Menentukan dan mengorganisasi metode
e.       Evaluasi
7.      Model Dynamic Skillbeck
Menurut Skillbeck, model pengemanngan kurikulum yang ia namakan dengan Dynamic, adalah model pengembangan kuriklum pada level sekolah. Skillbeck menjelaskan model  ini diperuntukan untuk setiap guru yang ingin mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Menurut Skillbeck langkah-langkah pengembangan kurikulum, yaitu:
a.       Mengnalisis situasi
b.      Memfomasikan tujuan
c.       Menyusun program
d.      Interpretasi da implementasi
e.       Monitoring, feedback, penilaian, dan rekonstruksi

0 Response to "Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel