Rumoh Aceh Raya Lamkuta Unoe

Foto : Rumoh Aceh Raya Unoe, Kec Glumpang Baro, Kab Pidie

Tanggal 18 Maret 2018, tim Beulangongtanoh kembali melakukan ekspedisi menapaki jejak sejarah Pidie. Kali ini tim menuju arah timur kota Sigli, tepatnya Gampong Unoe, sebuah Gampong yang berada di Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie

Untuk menuju Gampong Unoe, tim menempuh perjalanan lebih kurang 15 km dari kota Sigli. Sampai disana kami menanyakan sebuah Rumoh Aceh besar pada seorang warga yang sedang duduk di warung kopi. Umurnya kira-kira 28 tahunan. Dengan senang hati beliau langsung menunjukkan jalan ke rumah tersebut.

Foto : Rumoh Aceh Raya Unoe tampak dari samping kanan 

Rumoh Aceh yang memiliki 24 tiang tersebut sekarang sudah tertutup dengan rumah warga lainnya. Masyarakat di Gampong Unoe menyebut Rumoh Aceh tersebut sebagai Rumoh Raya Lamkuta. Saat sampai di Rumoh Aceh tersebut kami disambut sangat baiak oleh pemilik rumah, T. Sulaiman namanya. Umurnya sudah 70 tahun. Beliau mempersilahkan kami untuk duduk di sebuah balai (Bale Rongsari) yang ada di bawah Rumoh Aceh. Setelah istirahat sejenak kami langsung menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan ke Rumoh Aceh Unoe tersebut.


Mendengar penjeasan kamu, T. Sulaiman langung menjelaskan sedikit tentang Rumoh Aceh Raya Unoe yang saat ini ditempati beliau dan keluarga. Pemilik dari Rumoh Aceh Unoe ini ialah Teuku Badai. Menurut penjelasan yang kami dapatkan dari T Sulaiman, T Badai tersebut mempunyai hubungan darah dengan Tgk Syik Trueng Campli dan Tgk Syik di Palong (Riwat).

Foto : ukiran pada Rumoh Aceh Raya Unoe, Kec Glumpong Baro, Kab Pidie 

T. Badai adalah seorang Uleebalang Unoe yang bergelar Meugoe Unoe. Gelar Meugoe Unoe sendiri merupakan gelar yang diberikan oleh Kesultanan Aceh pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Mugoe diartikan sebagai membajak sawah, maksudnya pada saat itu tugas untuk mengawasi proses pembajakan sawah di seluruh wilayah Unoe ditugaskan kepada Uleebalang Unoe.

Kita kembali ke Rumoh Aceh. Rumoh Aceh peninggalan dari Meugoe Unoe tersebut hingga sekarang masih berdiri kokoh. Diperkirakan umur Rumoh Aceh tersebut telah berusia  200 tahun lebih. Rumoh Aceh Unoe memiliki tiang penyangga bejumlah 24 tiang. Setiap tiang berdiameter 30 mm. Rumoh Aceh Unoe juga mempunya Njong (Seuramoe Miyub). Pada dinding-dinding rumah terdapat tulisan kaligrafi dan bebagai ukiran lainnya yang menyelimuti hampir seluruh bagian.

Foto : ukiran pada Rumoh Aceh Raya Unoe, Kec Glumpong Baro, Kab Pidie 

T. Sulaiman juga menjelaskan, dulunya di Lamkuta juga terdapat sebuah Rumoh Santeut Unoe yang terdapat di belakang Rumoh Aceh, tetapi Rumoh Santeut tersebut telah dpindahkan dan sekarang berada di Meugit, Ujong Rimba. Kenapa bisa disana? Beliau kembali menjelaskan, bahwa saat anak T. Badai menikah dengan seorang anak Uleebalang Aron beliau membawa Rumoh Santeut tersebut ke Meugit.

Rumoh Santeut Unoe kondisinya sampai sekarang masih berdiri kokoh dengan tiang-tiang penyangganya yang juga berjumlah 24 tiang. Hanya saja, Rumoh Santeut tersebut sekarang sudah tidak berpenghuni. Hanya orang yang menjaganya setiap minggu datang untuk membersihkan Rumoh Santeut tersebut.(zk)


Foto : Rumoh Santeut Unoe di Meugit, Ujong Rimba, Kec Mutiara Timur, Kab Pidie

Sumber :
Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad jilid I, 1961
T. Sulaiman ahli waris Rumoh Aceh Raya Unoe

0 Response to "Rumoh Aceh Raya Lamkuta Unoe"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel