Tak Ada Sekolah di Dekat Rumahnya, Siswi SMP yang Punya 700 Piala Ini Terancam Putus Sekolah

Informasiguru_Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jakarta yang mengunakan faktor usia sebagai acuan utama lolos seleksi, menyebabkan banyak anak-anak yang baru lulus sekolah tahun ini, kalah saing. 

Meski Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah menyiapkan alternatif PPDB jalur bina RW pada tanggal 4-6 Juli 2020 mendatang, pada kenyataan kebijakan tersebut dianggap oleh sebagian orang tua murid, tak menyelesaikan masalah. 

Seperti yang dialami Siwi Purwanti (60), nenek dari Aristawidya Maheswari (15). Siswi yang tinggal di RT 01/09 Rusun Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur ini, terancam putus sekolah. Pasalnya, tak ada satu pun SMAN yang terletak di wilayah tempat tinggalnya. 



"Rusun ini ada 5 blok, semua itu jadi 1 RW, namanya RW 09. Tidak ada SMA Negeri di RW 09. Sekolah terdekat adalah SMAN 12 Jakarta, berjarak 500 meter, tapi beda RW," ucap Siwi Purwanti (60) nenek dari Arista saat ditemui di kediamannya, Kamis (2/7/2020). 

Arista yang memiliki segudang penghargaan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) ini pun, tak bisa mengikuti PPDB jalur Bina RW.

Sebelumnya, Siwi pernah mendaftarkan cucunya mengikuti PPDB jalur prestasi non-akademik, afirmasi KJP, zonasi dan prestasi akademik. 

Jalur non-akademik yang ditempuhnya gugur, lantaran segudang prestasi yang dimiliki Arista diraih saat ia masih duduk di bangku SD. 

"Kalau jalur prestasi syaratnya penghargaan yang diraih maksimal berjarak 2 tahun saat dia (Arista) mendaftar PPDB. Karena prestasinya pas SD, jadi enggak bisa," kata Siwi. 

Sementara itu, jalur afirmasi KJP, gugur lantaran faktor usia. Banyak pendaftar yang diterima berusia jauh di atas Arista yang berumur 15 tahun 8 bulan 3 hari. 

Jalur zonasi pun kembali dijajal. Sayangnya tak 1 pun SMAN yang nyangkut dari 6 sekolah pilihannya. 

"Saya nyoba 6 sekolah, pertama di SMAN 12, 61 dan 21. Gagal karena usia. Dicoba lagi ke SMAN 36, 59 dan 53, sama tidak keterima, kalah usia," ungkap Siwi. 

Tak patah arang, Siwi terus berupaya mengusahakan Arista agar bisa bersekolah di SMA Negeri melalui jalur prestasi akademik, namun upayanya juga gagal juga karena faktor usia. 

Siwi yang tinggal bersama suaminya yang pensiunan pegawai swasta tersebut, kini tak memiliki penghasilan. Oleh sebab itu, ia tersangkut faktor biaya apabila harus menyekolahkan Arista di sekolah swasta. 

"Kesehariannya ya kami dibantu untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena itu berat biayanya kalau sekolah swasta. Kalau enggak masuk sekolah negeri, paling nunggu setahun, karena anaknya enggak mau juga sekolah di swasta," ujar Siwi. 

Sangat disayangkan apabila Arista yang banyak meraih prestasi di bidang seni lukis ini, harus putus sekolah. Total, ada 700 piala yang telah diraihnya selama mengikuti lomba seni lukis.

Beberapa penghargaan yang pernah diraihnya yakni Juara III Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional dan Juara 1 festival lomba Kementerian Perhubungan yang diraihnya saat SD. 

Lukisan Arista mengenai permainan tradisional anak di tengah ibu kota, juga pernah terpampang di Galeri Nasional pada Juli tahun lalu. 

Segudang prestasi yang diraih Arista membuatnya sering berfoto dengan para pejabat negara, di antaranya Mantan Presiden Ke-3 BJ Habibie, Mantan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Istri SBY Ani Yudhoyono, Mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo dan yang teranyar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.


Sumber : WARTAKOTALIVE.COM

Demikian informasi ini semoga bermanfaat, silahkan simak informasi lainnya dibawah ini.

0 Response to "Tak Ada Sekolah di Dekat Rumahnya, Siswi SMP yang Punya 700 Piala Ini Terancam Putus Sekolah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel