Syahidkah Pelaku Bom Bunuh Diri di Bumi Jihad ?


Bom Syahid
Masih banyak dari kaum muslimin yang menganggap apa yang dilakukan para mujahidin  di bumi jihad adalah bom bunuh diri. Sungguh pemahaman keliru yang berhasil dimasukkan oleh media-media barat kedalam fikiran-fikiran umat ini demi melemahkan semangat perlawanan para mujahidin di bumi jihad  dan memberikan image yang buruk terhadap perjuangan mereka dikalangan umat manusia di dunia.
Memang secara lahiriyah adanya kesamaan antara bom bunuh diri dengan apa yang dilakukan mujahidin di bumi jihad ,  akan tetapi terdapat perbedaan yang mendasar diantara keduanya, yaitu pada niat para pelakunya. Niat seorang yang melakukan bom bunuh diri adalah adanya keputusasaan didalam kehidupannya dengan menyelesaikan hidupnya dikarenakan adanya kegagalan terhadap suatu urusan tertentu. Sedangkan niat yang ada didalam diri para mujahidin  adalah demi keagungan dan kejayaan islam, kehormatan dan harga diri kaum muslimin, mempertahankan bumi kaum muslimin dan memenangkan islam dari penghinaan yang dilakukan orang-orang musuh Allah.
Dengan demikian apa yang dilakukan para mujahidin di bumi jihad  adalah sebuah upaya mencari mati syahid dijalan Allah swt, sabda Nabi saw yang diriwayatkan dari Umar bin Khattob bahwa Nabi saw bersabda,”Sesungguhnya amal perbuatan tergantung dari niatnya, dan bagi setiap orang hanyalah apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhori Muslim).
Firman Allah swt :
إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Artinya : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah : 111)
Syeikh Yusuf Al Qaradhawi mengatakan bahwa apa yang dilakukan para mujahidin di bumi Jihad adalah upaya jihad di jalan Allah yang terbesar dan ini merupakan upaya menakuti musuh Allah yang disyariatkan, sebagaimana firman Allah swt :
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللّهُ يَعْلَمُهُمْ
Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (QS. Al Anfal : 60)
Diantara dalil yang digunakan al Qaradhawi adalah apa yang diungkapkan al JAsshosh al Hanafi didalam kitabnya “Ahkamul Qur’an” dalam menafsirkan friman Allah swt :
وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqoroh : 195)
Diriwayatkan dari Aswad bin Imrom berkata,”Bahwa kami memerangi Konstantinopel dan diantara kami terdapat Abdurrahman bin al Walid sementara pasukan Romawi berada dibalik benteng kota. dan seorang mujahid mencoba masuk menemui musuh dan seketika itu kaum muslimin mengatakan,’tahan…tahan…! tidak ada tuhan selain Allah, sungguh orang ini telah menjatuhkan dirinya kedalam kebinasaan! Maka Abu Ayyub pun berkata,’Sesungguhnya ayat itu turun kepada kami kaum Anshor tatkala Allah menolong nabi-Nya dan memenangkan agama-Nya, islam. Lalu kami pun mengatakan,’Mari kita jaga dan pelihara harta kita.’ Kemudian turunlah firman Allah ““Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqoroh : 195)”
Manjatuhkan diri didalam kebinasaan adalah menyibukkan diri dalam memelihara harta dan meniggalkan jihad.. Abu Imron mengatakan bahwa Abu Ayyub adalah seorang sahabat yang senantiasa ikut berjihad di jalan Allah hingga dia dimakamkan di Konstantinopel. Abu Ayyub memberitahu bahwa yang dimaksud dengan menjatuhkan diri dalam kebinasaan adalah meninggalkan jihad dan dalam hal inilah ayat itu diturunkan. Riwayat yang sama juga berasal dari Ibnu Abbas, Hudzaifah, al Hasan, Qatadah, Mujahid dan adh Dhahak.
Al Qurthubi al Maliki didalam tafsirnya mengatakan bahwa para ulama telah berbeda pendapat tentang seorang laki-laki yang masuk sendirian kedalam kerumunan musuh dalam suatu peperangan maka al Qasim bin al Muhirah, al Qasim bin Muhammad dan Abdul Malik dari ulama kami (maszhab Maliki) mengatakan bahwa tidak mengapa seorang sendirian masuk kedalam kerumunan musuh jika dirinya memiliki kekuatan dengan niat yang ikhlas karena Allah. Dan jika dia tidak memiliki kekuatan maka hal itu adalah menjatuhkan diri dalam kebinasaan.
Imam ar Razi asy Syafi’i mengatakan didalam tafsirnya bahwa makna dari “dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” adalah janganlah kamu masuk menemui musuhmu sementara kamu tidak berharap mafaatnya, dan jika kamu melakukan hal itu maka kamu telah membunuh dirimu sendiri dan ini tidaklah dihalalkan. Dan diwajibkan untuk masuk menemui kerumunan musuh jika dia berkeinginan kuat untuk mengalahkan musuh walaupun dia takut terbunuh sedangkan jika ia sudah putus asa dari mengalahkan mereka dan adanya kemungkinan besar dirinya akan terbunuh maka hendaklah dia tidak memaksa masuk ketengah-tengah mereka, pendapat ini berasal dari Baro bin ‘Azib.
Syeikhul Islam Ibnu Tamiyah mengatakan didalam fatwanya yang terkenal tentang peperangan dengan pasukan Tartar yang berargumentasi dengan apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah al Ukhdud. Didalamnya disebutkan seorang remaja yang memerintahkan agar dirinya dibunuh demi kemenangan agamanya,”Dia meminta kepada mereka agar menghujamkannya dengan anak panah maka mereka pun mengatakan,’Bismillah, demi Robb (Tuhan) laki-laki ini.” Beliau pun mengatakan bahwa karena inilah para ulama dari madzhab yang empat membolehkan seorang mujahid yang masuk ketengah-tengah barisan pasukan kafir walaupun dirinya meyakini bahwa dia akan terbunuh jika didalamnya terdapat kemaslahatan bagi kaum muslimin. (www.islamonline.net)
Apa yang dilakukan para mujahidin di bumi Jihad  ini bisa dikategorikan sebagai syahid dunia akherat karena mereka melakukan amaliyah istisyhadiyah (mencari kematian syahid) di medan pertempuran melawan musuh-musuh Allah swt dan kaum muslimin demi kejayaan agama-Nya.

0 Response to "Syahidkah Pelaku Bom Bunuh Diri di Bumi Jihad ?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel