Jerit Guru! Kebijakan Nadiem Makarim yang Tidak Sampai ke Daerah
Para Guru di daerah terpencil mengaku tidak mendapat arus informasi yang utuh soal kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Mereka kehilangan kesempatan mendapat kabar pelatihan dari pemerintah soal kemampuan mengajar di tengah pandemi.
Mereka menilai pembelajaran di tahun ajaran baru di tengah corona lebih banyak kendala di daerah terpencil. Kurangnya akses internet dan fasilitas penunjang menjadi kendala terbesar.
"Kita masih bingung ini gimana cara ngajar dengan keterbatasan yang kami miliki," kata Adimo, salah satu Guru SD Negeri Sulawesi Tenggara (10/7). Dikutip dari CNNIndonesia.com
Adimo mengatakan, tahun ajaran baru ini pihak sekolah memutuskan untuk mengajar dengan cara guru berkunjung ke rumah siswa. Ini disebabkan ketika pembelajaran dilakukan daring selama tiga bulan lalu, banyak sekali kendala.
Beberapa hal terkait jaringan yang sering terputus ketika sedang belajar. Komunikasi ke siswa juga minim karena tak semua siswa memiliki telepon genggam yang memadai.
Adimo harus membagi siswa menjadi 4 orang dalam satu kelompok. Selanjutnya, siswa akan berkumpul di rumah salah satu anggota kelompok dan guru berkunjung untuk mengajar.
Cara ini jadi satu-satunya solusi yang dianggap solutif bagi guru dan tenaga pendidik di Konawe Selatan. Terlebih karena pelatihan atau bantuan dari pemerintah masih minim diterima tenaga pendidik di sini.
Tahun ajaran baru dimulai pada hari ini 13 Juli 2020. Mendikbud Nadiem mengatakan 94% sekolah masih harus belajar jarak jauh.
Berkaca pada PJJ tiga bulan berlangsung, banyak kendala yang didapati terlebih di daerah terpencil. Mulai dari kendala jaringan sampai keterbatasan fasilitas.
Sumber: CNNIndonesia.com
0 Response to "Jerit Guru! Kebijakan Nadiem Makarim yang Tidak Sampai ke Daerah"
Post a Comment